BANDUNG RAYA | BANDUNG
Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara, menghadiri acara University Leader Forum Jabar Banten yang digelar di Gedung Damar, Telkom University. Forum ini menghasilkan deklarasi komitmen bersama antara Pemerintah Kota Bandung, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan sejumlah universitas, termasuk Itenas dan Telkom University, dalam upaya menangani permasalahan sampah di Kota Bandung.
Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menegaskan pentingnya kolaborasi untuk menghadapi tantangan pengelolaan sampah, terutama dengan kondisi kritis Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti. Upaya yang dilakukan saat ini mencakup pengurangan pengiriman sampah ke TPA Sarimukti dari 172 ritase menjadi 140 ritase per hari. Selain itu, edukasi tentang pengolahan sampah terus digencarkan agar Bandung dapat bergerak menuju status kota bebas sampah.
Bey juga menyatakan bahwa kolaborasi dengan universitas sangat diperlukan untuk mendukung edukasi masyarakat terkait pengelolaan sampah. Mahasiswa diharapkan dapat berperan aktif dalam menyosialisasikan pentingnya pengolahan sampah. “Kampus dipilih bukan hanya sebagai mitra kerja sama, tetapi juga sebagai sumber kritik dan saran terkait pengelolaan sampah,” ujarnya.
Di sisi lain, solusi jangka panjang penanganan sampah di Bandung Raya adalah dengan dioperasikannya Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) Legok Nangka pada 2028. Namun, Bey mengingatkan pentingnya langkah konkret untuk menangani sampah saat ini agar krisis tidak kembali terjadi.
Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jabar Banten, M. Samsuri, menyatakan bahwa perguruan tinggi siap bergerak bersama pemerintah dalam mencari solusi inovatif untuk mengatasi masalah sampah. “Kami ingin bersama-sama menunjukkan bukti bahwa perguruan tinggi di Jabar-Banten siap bergerak bersama pemerintah,” ujarnya.
Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara, juga menekankan pentingnya pengelolaan sampah secara menyeluruh, bukan hanya sekadar membuangnya. Ia mendorong perubahan paradigma masyarakat untuk lebih aktif mengelola sampah menuju terciptanya Bandung sebagai kota nol sampah.
“Yang paling penting adalah pergeseran pola pikir dari membuang sampah menjadi mengelola sampah,” tegas Koswara, seraya optimistis bahwa dengan semangat kolaborasi, Kota Bandung bisa menekan jumlah ritase sampah ke TPA Sarimukti hingga ke titik terendah.
Koswara juga merujuk pada kisah sukses 383 RW di Kota Bandung yang telah berhasil bebas sampah selama masa darurat sampah tahun 2023, sebagai bukti bahwa pencapaian nol sampah bukanlah hal yang mustahil.(Bd/Fj)