Septiawan Santana: Fenomena Koin Jagat Bukti Hiperealitas di Masyarakat

- Penulis

Rabu, 15 Januari 2025 - 03:09 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANDUNG RAYA | BANDUNG

Munculnya permainan Koin Jagat, yang mengundang kontroversi, menjadi cerminan fenomena hiperealitas dalam masyarakat digital. Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Fikom Unisba), Prof. Dr. Septiawan Santana K. M.Si, mengungkapkan bahwa fenomena ini menunjukkan bagaimana dunia maya telah dianggap sebagai realitas oleh sebagian masyarakat.

Hiperealitas: Fantasi yang Menguasai Realitas

Dalam penjelasannya kepada wartawan pada Selasa (14/1/2025), Septiawan Santana menyatakan bahwa keterlibatan masyarakat dalam permainan seperti Koin Jagat lebih didorong oleh motif keasyikan, bukan uang.

“Motifnya bukan uang, tapi keasyikan. Sebagian besar masyarakat yang larut dalam permainan ini adalah kelompok yang mengalami kejenuhan dalam hidupnya,” ujar Septiawan.

Menurutnya, fenomena ini memperlihatkan bagaimana komunikasi digital telah mengubah persepsi masyarakat, sehingga dunia maya diinterpretasikan sebagai dunia nyata.

Dampak Sosial dan Kerusakan Tatanan Kota

Septiawan mengaku prihatin dengan pengaruh hiperealitas ini, yang telah berdampak pada perilaku destruktif, seperti perusakan fasilitas umum, termasuk taman kota.

“Teknologi komunikasi seharusnya disikapi hanya sebagai alat bantu, bukan lantas menjadi kehidupannya,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa jika kondisi ini terus dibiarkan, maka tidak hanya tatanan kota yang akan rusak, tetapi juga potensi kerusakan sosial lainnya akan meningkat.

Jebakan Hiperealitas

Septiawan menjelaskan bahwa hiperealitas adalah situasi di mana individu tidak lagi mampu membedakan antara kenyataan dan fantasi virtual. Dunia maya yang direkayasa menjadi lebih menarik sering kali menggantikan realitas fisik.

“Hiperealitas memicu runtuhnya realitas karena dikuasai oleh rekayasa virtual yang dianggap lebih nyata,” tambahnya.

Masyarakat yang terjebak dalam kondisi ini tidak sadar bahwa mereka telah kehilangan kemampuan untuk membedakan dunia nyata dari dunia maya.

Imbauan untuk Pemerintah dan Masyarakat

Sebagai langkah antisipasi, Septiawan Santana mengimbau pemerintah dan pihak terkait untuk segera mengatur fenomena ini, memastikan teknologi komunikasi tetap berfungsi sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti realitas.

“Jika tidak diatur, kerusakan lainnya akan terus bermunculan. Teknologi komunikasi harus diposisikan dengan bijak,” pungkasnya.

Fenomena Koin Jagat menjadi peringatan tentang bagaimana masyarakat harus lebih kritis dan bijaksana dalam memanfaatkan teknologi di era digital ini. (Rb/Fj)

Berita Terkait

Keamanan Digital Indonesia Masih Rentan, Edukasi dan Literasi Jadi Kunci Utama
Kota Bandung Mantapkan Langkah Menuju Smart City Terintegrasi dan Inklusif
JMSI dan Wamen Kominfo Bicarakan Potensi Ancaman Artificial Intelligence
Pemkot Bandung dan Kementerian PUPR Siapkan Pembangunan TPST Berteknologi RDF di Gedebage
Yovie & Nuno Membius Penonton di West Java Festival 2024
Polemik Konser Sheila On 7 di Kota Bandung: Pemkot Beri Opsi Pemindahan Lokasi
PT Teknologi Sahabat Alam Luncurkan Mobil Otonom Pertama di Indonesia
Deretan 5 Konser Musik di Kota Bandung Yang Perlu Kamu Datangi di Bulan Agustus
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 2 Februari 2025 - 23:40 WIB

Keamanan Digital Indonesia Masih Rentan, Edukasi dan Literasi Jadi Kunci Utama

Kamis, 16 Januari 2025 - 06:01 WIB

Kota Bandung Mantapkan Langkah Menuju Smart City Terintegrasi dan Inklusif

Rabu, 15 Januari 2025 - 03:09 WIB

Septiawan Santana: Fenomena Koin Jagat Bukti Hiperealitas di Masyarakat

Rabu, 20 November 2024 - 08:58 WIB

JMSI dan Wamen Kominfo Bicarakan Potensi Ancaman Artificial Intelligence

Rabu, 2 Oktober 2024 - 12:02 WIB

Pemkot Bandung dan Kementerian PUPR Siapkan Pembangunan TPST Berteknologi RDF di Gedebage

Berita Terbaru

BANDUNG RAYA

Hujan Lebat dan Angin Kencang Ancam Sejumlah Wilayah Jawa Barat

Senin, 10 Feb 2025 - 10:33 WIB