BANDUNG | Bandungraya.co
Vina Agnes, yang akan sibuk menjelang pelaksanaan pemungutan suara pada momen Pemilu serentak 2024 ini, mengambil bagian sebagai petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Perempuan berusia 23 tahun dari Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, ini biasanya tidak begitu antusias terhadap hajat politik lima tahunan tersebut. Namun, kali ini, ia tertarik untuk terlibat, terutama sebagai penyelenggaranya.
“Baru kali ini saya terlibat, terutama sebagai penyelenggaranya. Ini juga pengalaman baru bagi saya,” kata Vina, pada Kamis (8/2/2024).
Sehari-hari, Vina menghabiskan waktu dengan bekerja sebagai crew di salah satu event organizer. Beruntungnya, tugasnya sebagai KPPS tidak mengganggu jadwalnya bekerja pada saat menangani pesta pernikahan atau kegiatan lainnya.
“Lagipula, ini hanya sehari saja, jadi tidak masalah. Biasanya di event organizer juga kerja pada hari Sabtu atau Minggu,” tutur Vina.
Ia tidak sendirian, karena ada empat temannya yang juga menjadi anggota KPPS. Namun, saat pelaksanaannya, mereka tidak akan bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang sama. Mereka akan dipisahkan di tiap-tiap TPS sesuai dengan penugasan.
“Saya bersama dengan 4 teman lainnya, tetapi kami tidak ditempatkan di TPS yang sama. Tetapi jika ada kegiatan seperti rapat atau yang lainnya, kami masih datang bersama-sama,” ujar Vina.
Vina mengakui dengan terus terang bahwa alasan utamanya untuk terlibat dalam Pemilu 2024 sebagai anggota KPPS adalah karena bayarannya yang menggiurkan. Meskipun hanya sehari, nominal yang diterimanya cukup besar.
“Tentu saja, karena bayarannya besar, sekitar Rp1 juta lebih. Tetapi selain itu, saya juga mencari pengalaman baru. Jarang sekali anak muda terlibat dalam hal ini. Biasanya yang terlibat adalah orang-orang tua,” kata Vina.
Gustianti (23), teman Vina yang juga menjadi KPPS, memiliki pandangan yang hampir sama. Ia menekankan pentingnya melibatkan generasi muda dalam proses seperti ini.
“Sejauh ini, yang kita lihat didominasi oleh orang tua. Kapan generasi muda akan terlibat? Sekarang, informasi lebih terbuka, dan sesepuh di tempat tinggal kita juga adil. Melibatkan generasi muda bersama dengan para sesepuh,” kata Gustianti.
Media sosial dan keterbukaan informasi berperan penting dalam meningkatkan partisipasi anggota KPPS dalam pemilihan lima tahunan. Bahkan, candaan tentang anggota KPPS di seluruh Indonesia sempat viral, karena dianggap sebagai calon mantu idaman orang tua mengingat honor yang tinggi.
“Viral juga, kan? Sekarang anggota KPPS dianggap sebagai calon mantu idaman. Siapa tahu bisa mendapatkan jodoh saat bertugas nanti,” kata Gustianti sambil tertawa.
Ia sempat mencari informasi tentang tugas anggota KPPS pada pemilu sebelumnya. Ia terkejut karena pada Pemilu 2019, banyak anggota KPPS yang meninggal karena kelelahan saat dan setelah bertugas.
“Tentu saja saya terkejut, karena ada ratusan yang meninggal. Tetapi itu menjadi pembelajaran bagi kita, untuk menjaga stamina, mengonsumsi vitamin, dan istirahat yang cukup. Semoga Pemilu 2024 berjalan lancar,” kata Gustianti.
Di Kota Cimahi, terdapat sebanyak 10.920 petugas KPPS yang akan bertugas di 1.560 TPS di seluruh kota. Pada Pemilu kali ini, banyak generasi Z yang terlibat sebagai anggota KPPS.
“Alhamdulillah, banyak juga generasi Z yang terlibat. Tetapi dari 10.920 tersebut, kami belum mengetahui persentase berapa banyak generasi Z yang menjadi KPPS. Tetapi memang, banyak yang terlibat. Tidak semua berasal dari kalangan orang tua, karena kami menggunakan aplikasi Sirekap, yang lebih mudah dioperasikan oleh generasi muda. Jika menggunakan orang tua, akan sedikit sulit,” kata Ketua KPU Kota Cimahi, Anzhar Ishal Afryand.(il/BDR)
Penulis : il