BANDUNG | bandungraya.co
Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kementerian Keuangan, berhasil menyalurkan pembiayaan kepada 10,6 juta debitur ultra mikro secara nasional dalam tujuh tahun terakhir. Direktur Utama PIP, Ismed Saputra, mengungkapkan bahwa sebagai coordinated fund yang mendukung pelaku usaha ultra mikro, pihaknya telah menyalurkan permodalan sebesar Rp40,94 triliun hingga 22 Juli 2024.
Ismed menjelaskan bahwa di wilayah Jawa Barat, penyaluran pembiayaan Ultra Mikro (UMi) melibatkan 15 penyalur lembaga, termasuk PNM, Pegadaian, serta berbagai koperasi dan lembaga keuangan lainnya.
“Total terdapat 2,21 juta debitur dengan penyaluran pembiayaan mencapai Rp8,35 triliun di Jawa Barat,” ujar Ismed dalam keterangan pers di Bandung pada Kamis (25/7/2024).
PIP menyalurkan pembiayaan baik kepada kelompok maupun individu dengan skala usaha yang masih kecil, melibatkan 87 lembaga keuangan bukan bank (LKBB) dan mencakup 510 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.
Penyaluran terbanyak dilakukan di Pulau Jawa dengan nominal Rp24,66 triliun kepada 6,71 juta debitur. Sumatera menyusul dengan total penyaluran Rp9,8 triliun kepada 2,3 juta debitur, sementara Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, serta Maluku dan Papua juga turut mendapatkan alokasi pembiayaan.
Ismed memastikan bahwa pembiayaan yang disalurkan memiliki kualitas yang baik, tercermin dari angka non-performing loan (NPL) yang rendah.
“Selain menyalurkan pembiayaan, kami juga memberdayakan pelaku usaha ultra mikro melalui pelatihan, inkubasi, promosi, dan pemberdayaan,” tambahnya.
PIP memberikan pelatihan yang mencakup aspek teknis usaha, pembukuan keuangan, branding produk, dan pemasaran online. Inkubasi dilakukan untuk membantu pemenuhan legalitas, peningkatan kualitas produk, kapasitas produksi, serta pengelolaan keuangan dan pemasaran produk.
PIP juga melaksanakan Program Training of Trainers (ToT) Pendamping 2024 di 10 kabupaten/kota bekerja sama dengan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad).
“Program ini bertujuan untuk menyeragamkan standar materi pelatihan, meningkatkan kompetensi pendamping, serta mendorong kualitas produk dan usaha pelaku UMi,” jelas Ismed. Program ToT Pendamping ini telah berhasil diujicobakan pada tahun 2022-2023 di 20 kabupaten/kota dan memberikan dampak positif bagi lebih dari 900 pelaku usaha UMi.
Program ToT Pendamping akan dilaksanakan dalam dua tahap, dimulai dengan pelatihan pendamping di 10 kabupaten/kota yang melibatkan delapan universitas dan lembaga inkubator. Tahap kedua akan melibatkan pembentukan komunitas “Kedai UMi” untuk kolaborasi dan peningkatan kualitas produk serta pemasaran.
Program ini diproyeksikan berlangsung selama lima bulan dengan target pelatihan 55 pendamping dan implementasi kepada 110 pelaku usaha UMi. “PIP berharap program ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pemberdayaan dan pengembangan usaha UMi di Indonesia,” tutup Ismed.(il/BDR)
Penulis : il










