BANDUNG RAYA | BANDUNG
Puluhan bus bekas angkutan sekolah dan transportasi umum Trans Metro Bandung (TMB) terlihat terbengkalai di halaman Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung. Bus yang beroperasi sejak Desember 2014 ini kini tidak terawat dan mengalami kerusakan parah akibat minimnya peminat seiring perubahan kebijakan dan faktor teknis.
Plt. Kepala Dishub Kota Bandung, Asep Kuswara, menjelaskan bahwa bus-bus tersebut awalnya digunakan untuk layanan Bus Sekolah dan TMB. “Bus ini mulai beroperasi tahun 2014, tetapi seiring bertambahnya usia, muncul kendala teknis yang membuatnya tidak lagi optimal,” ujarnya saat dikonfirmasi di Bandung, Sabtu (1/2/2025). Dari total 36 unit bus yang terparkir, 28 unit sedang dalam proses lelang, dengan 26 unit telah terjual meski belum diambil pemenang lelang. Sisanya, 5 unit masih dipakai untuk jemputan karyawan, dan 2 unit akan dihibahkan ke instansi seperti POMDAM.
Faktor Penyebab Sepinya Peminat
Kepala BLUD UPTD Angkutan Dishub Kota Bandung, Yudiana, menyebut penerapan sistem zonasi sekolah pada 2017 sebagai salah satu penyebab turunnya penggunaan Bus Sekolah. “Setelah zonasi, banyak siswa yang sekolahnya dekat rumah sehingga tidak lagi membutuhkan bus,” jelas Yudiana pada Minggu (2/2/2025). Selain itu, usia bus yang sudah 11 tahun membuat biaya perawatan membengkak, seperti penggantian ban, aki, mesin, dan komponen lain yang kerap rusak.
Upaya Perawatan dan Penanganan Aset
Meski terbengkalai, Dishub Kota Bandung tetap melakukan perawatan dasar untuk mencegah kerusakan lebih parah. “Kami mengganti oli mesin, oli gardan, dan memperbaiki bagian bodi agar bus tetap layak dijual atau dihibahkan,” tambah Asep. Proses lelang dan hibah diharapkan dapat memaksimalkan pemanfaatan aset sekaligus mengurangi kerugian akibat pembiaran.
Yudiana menegaskan, langkah ini sejalan dengan upaya efisiensi pengelolaan aset pemerintah. “Selain mengurangi beban perawatan, lelang dan hibah juga bertujuan mendukung optimalisasi transportasi publik di Bandung,” pungkasnya.
Dengan demikian, Dishub Kota Bandung berkomitmen mengatasi masalah ini secara bertahap, sembari mengevaluasi kebijakan transportasi publik agar lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini.(Rb/Fj)