Program MMS Diluncurkan di Bandung, Upaya Tekan Angka Kematian Ibu dan Stunting

- Penulis

Jumat, 18 Oktober 2024 - 07:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANDUNG RAYA | BANDUNG

Pemerintah meluncurkan program suplemen Multiple Micronutrient Supplementation (MMS) untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI), kelahiran prematur, bayi berat lahir rendah (BBLR), dan stunting. Program ini diresmikan di SMA Negeri 27 Kota Bandung oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.

MMS merupakan suplemen multivitamin yang mengandung 13 zat gizi mikro, termasuk zat besi, asam folat, vitamin, dan mineral. Dengan kandungan yang lebih lengkap dari tablet tambah darah (TTD) konvensional, suplemen ini diharapkan mampu mengurangi prevalensi anemia pada ibu hamil, yang masih mencapai 27 persen. “Mengonsumsi MMS selama 180 hari masa kehamilan dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak,” kata Budi Gunadi.

Ia menegaskan bahwa anemia dan kekurangan energi kronis pada ibu hamil menjadi tantangan utama yang berdampak langsung pada kesehatan bayi dan anak. “Kalau kita ingin anak sehat dan pintar, minum MMS selama kehamilan insya Allah bisa mencapainya,” ujarnya.

Menurut Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, Maria Endang Sumiwi, penelitian menunjukkan bahwa MMS dapat menurunkan kematian bayi hingga 18 persen dan BBLR hingga 14 persen. Suplemen ini telah dimasukkan ke dalam daftar obat esensial WHO sejak 2021 dan tahun ini akan diterapkan di 15 provinsi dan 209 kabupaten di Indonesia, termasuk daerah dengan angka stunting tinggi seperti Jawa Barat.

Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara, menyambut baik peluncuran program ini di Kota Bandung. “Kehadiran MMS sangat penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak, sebagai upaya mengatasi stunting,” ujarnya. Selain pemberian MMS, Pemkot Bandung juga mengadakan pelatihan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK) dan balita dengan gizi kurang.

Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai kesehatan ibu dan anak. “MMS harus diimbangi dengan pola makan bergizi agar hasilnya maksimal. Kami berharap program ini membawa perubahan signifikan terhadap kualitas kesehatan di Jawa Barat,” jelasnya.

Dengan peluncuran program MMS ini, pemerintah optimis dapat meningkatkan taraf kesehatan ibu dan anak serta mempersiapkan generasi yang lebih sehat untuk masa depan.(Bd/Fj)

Berita Terkait

Empat Rumah Rusak Akibat Longsor di Pangalengan, Satu Musala Terancam Roboh
Wakil Wali Kota Bandung Diperiksa Kejari Terkait Dugaan Kasus Korupsi
Bandung Uji Coba Angkot Listrik “Angklung”, Langkah Menuju Transportasi Hijau
Mensos Pastikan Penyaluran Bansos di Kota Bandung Tepat Sasaran
Pemkot Bandung Dorong Kepatuhan Perizinan Bangunan, Pelaku Usaha Diminta Urus PBG
Tragedi Longsor di Rongga, Bandung Barat: Satu Korban Jiwa dan Fasilitas Pendidikan Tertimbun
Farhan Tegaskan Komitmen Bandung dalam Pencegahan Korupsi Bersama KPK
Okupansi Hotel di Bandung Tembus 90 Persen Sejak Juli 2025
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 31 Oktober 2025 - 16:34 WIB

Empat Rumah Rusak Akibat Longsor di Pangalengan, Satu Musala Terancam Roboh

Jumat, 31 Oktober 2025 - 16:29 WIB

Wakil Wali Kota Bandung Diperiksa Kejari Terkait Dugaan Kasus Korupsi

Rabu, 29 Oktober 2025 - 15:20 WIB

Bandung Uji Coba Angkot Listrik “Angklung”, Langkah Menuju Transportasi Hijau

Senin, 27 Oktober 2025 - 15:24 WIB

Mensos Pastikan Penyaluran Bansos di Kota Bandung Tepat Sasaran

Senin, 27 Oktober 2025 - 15:00 WIB

Pemkot Bandung Dorong Kepatuhan Perizinan Bangunan, Pelaku Usaha Diminta Urus PBG

Berita Terbaru