BANDUNG RAYA | BANDUNG
Prabowo Subianto secara resmi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia untuk periode 2024-2029. Gibran Rakabuming Raka turut dilantik sebagai Wakil Presiden dalam acara yang berlangsung di Gedung DPR/MPR, Jakarta. Pelantikan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari dalam dan luar negeri, termasuk pemimpin negara-negara ASEAN.
Dalam pidato pertamanya, Presiden Prabowo menyampaikan visi besarnya untuk Indonesia yang mandiri di sektor pangan dan energi. Dia optimis bahwa dalam waktu 4-5 tahun, Indonesia dapat mencapai swasembada pangan dan bahkan berpotensi menjadi lumbung pangan dunia.
“Kita harus memprioritaskan kemandirian bangsa ini, terutama dalam hal pangan dan energi. Indonesia memiliki semua yang dibutuhkan untuk berdikari dan tidak bergantung pada negara lain,” ucapnya penuh keyakinan.
Di tengah ketidakpastian global, Prabowo juga menegaskan pentingnya kemandirian energi guna menghadapi potensi krisis di masa depan. Menurutnya, Indonesia harus siap dengan segala skenario terburuk dan berfokus pada pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri.
“Kita harus siap menghadapi yang terburuk. Negara-negara lain akan selalu memprioritaskan kepentingan mereka, jadi kita harus kuat berdiri di atas kaki kita sendiri,” kata Prabowo.
Selain masalah ketahanan pangan dan energi, Prabowo berkomitmen untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi. Ia berjanji akan melakukan reformasi sistem secara menyeluruh, dengan penegakan hukum yang tegas serta penerapan teknologi digital untuk meningkatkan transparansi.
“Insya Allah, kita akan memangkas korupsi secara signifikan. Namun, ini membutuhkan komitmen, terutama dari para pemimpin yang harus memberi contoh,” tegas Prabowo, menekankan pentingnya kepemimpinan yang bersih dimulai dari para pejabat tertinggi negara.
Prabowo juga mengakui adanya tantangan besar yang dihadapi Indonesia, baik dari dalam negeri maupun internasional. Ia menyoroti bahwa banyak persoalan yang dihadapi Indonesia muncul karena ketidakmampuan dalam mengelola kekayaan negara secara efektif.
“Kita harus jujur mengakui bahwa beberapa tantangan yang kita hadapi berasal dari ketidakmampuan kita sendiri dalam mengelola sumber daya yang kita miliki,” jelasnya.
Prabowo menegaskan bahwa banyak rakyat Indonesia masih hidup dalam kemiskinan dan kesulitan ekonomi, belum sepenuhnya menikmati hasil kemerdekaan. Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa pemimpin harus bekerja demi rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi atau keluarga.
“Pemimpin tidak bekerja untuk diri sendiri, kerabat, atau golongan. Kami ada di sini untuk rakyat,” ujarnya dengan tegas. Ia menambahkan bahwa kemerdekaan sejati hanya akan tercapai jika seluruh rakyat Indonesia bebas dari kemiskinan, ketakutan, dan penindasan.
Setelah acara pelantikan, Prabowo dan Gibran dijadwalkan untuk melakukan iring-iringan menuju Istana Negara sambil menyapa warga yang menyaksikan sepanjang rute.(Ibk/Fj)