Petani KBB Harapkan Stok Pupuk Bersubsidi Memadai Jelang Musim Tanam

- Penulis

Kamis, 24 Oktober 2024 - 07:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANDUNG RAYA | BANDUNG

Menjelang musim tanam, para petani di Kabupaten Bandung Barat (KBB) berharap pemerintah daerah dapat menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi. Mereka mengungkapkan, di tengah kondisi ekonomi yang sulit, pupuk bersubsidi sangat dibutuhkan untuk meringankan biaya produksi pertanian.

Ade Fatih (30), seorang petani dari Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, mengatakan bahwa meskipun musim hujan belum tiba, ia telah mulai mengolah lahan pertaniannya. Namun, dia khawatir dengan distribusi pupuk bersubsidi yang seringkali tidak merata.

“Pupuk bersubsidi sangat membantu petani, tapi kalau sulit didapatkan, sama saja bohong. Ada yang dapat, ada yang tidak, dan bantuan ke petani saat ini minim sekali,” ujar Ade.

Keluhan serupa juga disampaikan Ayi (65), petani dari Desa Ngamprah. Ia mengakui bahwa harga pupuk non-subsidi sangat tinggi, sementara hasil panen tidak selalu sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

“Harga pupuk blower dan NPK masing-masing Rp750 ribu per 50 kilogram. Saya butuh sekitar satu ton pupuk untuk lahan setengah hektare. Jadi total biaya pupuk dan perawatan bisa mencapai Rp35 juta,” jelas Ayi. “Kalau panen bagus, bisa dapat Rp50 juta, tapi setelah dikurangi biaya, keuntungannya tipis.”

Selain mahalnya harga pupuk, Ayi juga mengeluhkan tingginya harga pestisida dan bahan kimia lainnya yang diperlukan untuk pengendalian hama. Ia mengaku, meskipun ada Kartu Tani yang seharusnya memudahkan petani mendapatkan pupuk bersubsidi, hanya sedikit petani di desanya yang mendapat kartu tersebut, dan mereka masih kesulitan mengakses pupuk sesuai kebutuhan.

Beberapa petani yang tidak mendapatkan Kartu Tani terpaksa membeli pupuk non-subsidi dengan harga yang jauh lebih tinggi. “Kalau tidak beli pupuk non-subsidi, kegiatan bertani akan terganggu. Tapi harga pupuk non-subsidi terlalu mahal bagi kami,” tambahnya.

Para petani berharap pemerintah daerah, khususnya Pemkab Bandung Barat, dapat memastikan stok pupuk bersubsidi mencukupi dan distribusinya merata, agar mereka tidak lagi terbebani dengan biaya produksi yang tinggi. Hal ini dianggap penting untuk mendukung keberlanjutan sektor pertanian di wilayah tersebut.

Pihak terkait diharapkan segera menindaklanjuti masalah ini, mengingat peran penting pupuk dalam menunjang produksi pertanian yang berdampak langsung pada kesejahteraan petani.(Rb/Fj)

Berita Terkait

Pria di Rancaekek Aniaya Dosen karena Tak Diberi Uang dan Rokok, Kini Ditangkap
Pemkab Bandung Barat Alami Pemangkasan Dana Transfer Rp130 Miliar
Fenomena #KaburAjaDulu: Suara Keresahan Generasi Muda dan Tantangan bagi Pemerintah
Sinergi Semua Pihak Diperlukan untuk Penataan Ruang Hijau Kota Bandung
Pemotongan Anggaran BMKG Pengaruhi Akurasi Deteksi Dini Gempa dan Tsunami
Tren Penurunan Pernikahan di Kalangan Pemuda: Faktor Sosial dan Ekonomi Jadi Pemicu
Hujan Lebat dan Angin Kencang Ancam Sejumlah Wilayah Jawa Barat
Buku “Dibuang Sayang, Cerita di Balik Cerita” Karya Suryansyah Resmi Dirilis di HPN 2025
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 18 Februari 2025 - 16:12 WIB

Pria di Rancaekek Aniaya Dosen karena Tak Diberi Uang dan Rokok, Kini Ditangkap

Selasa, 18 Februari 2025 - 16:05 WIB

Pemkab Bandung Barat Alami Pemangkasan Dana Transfer Rp130 Miliar

Kamis, 13 Februari 2025 - 12:36 WIB

Fenomena #KaburAjaDulu: Suara Keresahan Generasi Muda dan Tantangan bagi Pemerintah

Kamis, 13 Februari 2025 - 12:25 WIB

Sinergi Semua Pihak Diperlukan untuk Penataan Ruang Hijau Kota Bandung

Selasa, 11 Februari 2025 - 21:15 WIB

Pemotongan Anggaran BMKG Pengaruhi Akurasi Deteksi Dini Gempa dan Tsunami

Berita Terbaru