Penanganan Masih Berlanjut, Kasus Keracunan MBG Diduga Karena Proses Distribusi Makanan

- Penulis

Senin, 29 September 2025 - 11:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANDUNG | Bandungraya.co

Kasus keracunan massal kembali mengguncang Jawa Barat. Sebanyak 1.333 warga di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan 657 warga lainnya di Kabupaten Garut mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Diduga kuat, makanan tersebut terkontaminasi bakteri berbahaya.

Insiden bermula dari warga di Kecamatan Cipongkor, KBB, yang mengalami gejala seperti mual, muntah, dan diare setelah menyantap makanan dari program MBG. Tak berselang lama, kasus serupa juga dilaporkan dari Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut.

“Total ada 1.333 warga yang terdampak di Bandung Barat. Sebagian sudah pulih, tapi ada juga yang kembali datang karena gejalanya muncul lagi,” kata Plt. Kepala Dinas Kesehatan KBB, Lia N. Sukandar, Jumat (26/9/2025).

Lia menjelaskan, beberapa pasien yang sebelumnya telah dipulangkan kembali mengalami gejala akibat kurangnya pemahaman tentang pantangan makanan pascakejadian.

“Setelah kami wawancarai, ternyata ada yang makan jeruk atau ayam goreng di rumah. Makanan ini bisa memperparah kondisi pascakekeracunan, apalagi jika tidak dimasak sendiri atau higienis,” ujarnya.

Untuk itu, Lia menginstruksikan seluruh petugas posko di GOR Cipongkor dan titik penanganan lainnya agar memberi edukasi kepada pasien dan keluarga. Ia menekankan pentingnya mengonsumsi makanan ringan dan higienis, seperti bubur yang dimasak sendiri, pascakesehatan membaik.

Saat ini, di posko utama Cipongkor masih tersisa 12 pasien yang dalam pengawasan. Posko juga tetap siaga menerima pasien baru maupun gejala berulang.

Hasil Uji Lab: Makanan Terkontaminasi Bakteri Salmonella dan Bacillus Cereus

Hasil pemeriksaan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat mengonfirmasi bahwa makanan program MBG yang dikonsumsi korban tercemar bakteri Salmonella dan Bacillus cereus.

“Bakteri ditemukan pada komponen karbohidrat dalam makanan. Ini disebabkan karena proses penyimpanan yang terlalu lama pada suhu ruang tanpa pengawasan suhu yang tepat,” jelas dr. Ryan Bayusantika Ristandi, Kepala UPTD Labkesda Jabar, Minggu (28/9/2025).

Menurut Ryan, makanan yang dibiarkan lebih dari enam jam di suhu ruang berpotensi tinggi menjadi tempat berkembang biak bakteri. Ia mengimbau agar proses distribusi makanan ke masyarakat lebih diawasi, khususnya dalam hal suhu penyimpanan dan waktu penyajian.

Pemerintah daerah dan instansi terkait kini tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG guna mencegah kasus serupa terulang kembali.

Berita Terkait

Wakil Wali Kota Bandung Diperiksa Kejari Terkait Dugaan Kasus Korupsi
Bandung Tegaskan Komitmen Hapus Budaya Kekerasan Lewat Program Senandung Perdana
Operasi Gabungan Polresta Bandung Ungkap Ratusan Botol Miras Tanpa Izin
Kasus Tambang Ilegal Tasikmalaya Masuk Tahap Dua, Endang Juta Siap Jalani Persidangan
Balita di Bandung Barat Jadi Korban Kekerasan Seksual, Pelaku Tetangga Sendiri
Bukan Polisi, Pengemudi Pajero Plat Dinas Polri Palsu Ditangkap di Tasikmalaya
Dua Pendaki Hilang di Lembah Tengkorak, Tim SAR Kerahkan Drone dan Penelusuran Cepat
Anak Anggota DPRD Jadi Korban Keracunan MBG, Program Gizi Sekolah Disorot
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 31 Oktober 2025 - 16:29 WIB

Wakil Wali Kota Bandung Diperiksa Kejari Terkait Dugaan Kasus Korupsi

Selasa, 28 Oktober 2025 - 14:24 WIB

Operasi Gabungan Polresta Bandung Ungkap Ratusan Botol Miras Tanpa Izin

Senin, 27 Oktober 2025 - 14:53 WIB

Kasus Tambang Ilegal Tasikmalaya Masuk Tahap Dua, Endang Juta Siap Jalani Persidangan

Kamis, 23 Oktober 2025 - 11:22 WIB

Balita di Bandung Barat Jadi Korban Kekerasan Seksual, Pelaku Tetangga Sendiri

Senin, 20 Oktober 2025 - 16:31 WIB

Bukan Polisi, Pengemudi Pajero Plat Dinas Polri Palsu Ditangkap di Tasikmalaya

Berita Terbaru