BANDUNG | Bandungraya.co
Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) telah mencapai ribuan di Jawa Barat pada bulan ketiga tahun 2024, sebelum bulan tersebut berakhir. Setidaknya terdapat 71 orang yang terkena DBD dari total 7.654 kasus yang terjadi sejak bulan Januari hingga saat ini.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Vini Adiani Dewi, mengungkapkan bahwa tiga daerah di Jabar menjadi penyumbang kasus DBD tertinggi, yaitu Kota Bogor dan Kabupaten Subang dengan lebih dari 800 kasus, serta Kabupaten Bandung Barat (KBB) dengan lebih dari 700 kasus. Selain memiliki tingkat kasus DBD yang tinggi, ketiga daerah ini juga memiliki angka kematian akibat virus dengue yang tinggi.
Salah satu daerah yang telah menerapkan status waspada adalah Kabupaten Cianjur, yang mencatat 238 kasus DBD dengan enam orang meninggal pada bulan Februari 2024.
Tren kenaikan kasus juga terjadi di Kota Bandung, dengan 1.741 kasus DBD dan 8 kematian pada tiga bulan pertama tahun 2024, meningkat dari tahun sebelumnya. Di KBB, terdapat 1.040 kasus dan sembilan kematian dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan.
Dinkes Kota Cimahi mencatat 264 kasus DBD, sebagian besar adalah anak-anak berusia 4-15 tahun, dengan RSUD Cibabat yang kebanjiran pasien DBD. Di Kabupaten Ciamis, terdapat 355 kasus DBD dan tiga kematian pada tanggal 20 Maret 2024.
Kadinkes Kota Bandung, Anhar Hadian, menjelaskan bahwa kasus DBD pada kali ini dominan menyerang anak-anak, tetapi bukan berarti orang dewasa kebal terhadap penyakit ini. Gejala DBD juga dapat membingungkan, dengan trombosit yang turun setelah 3-5 hari demam. Pj Gubernur Bey Machmudin telah menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk menyediakan obat dan menambah stok infus di Puskesmas bagi pasien DBD serta melakukan sosialisasi 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) untuk pencegahan DBD. Bey juga mengingatkan orang tua untuk segera membawa anak ke puskesmas jika mengalami demam lebih dari satu hari, karena hal ini dapat menjadi gejala DBD.(il/BDR)
Penulis : il