BANDUNG RAYA |
Sejumlah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan 2024 di Pulau Seram, Provinsi Maluku, merasakan pengalaman berharga mengenai toleransi antar umat beragama. Salah satunya adalah Dikri Muhamad Sopiyuloh, mahasiswa Pendidikan Matematika semester 7, yang bersama lima mahasiswa lain dari UPI melaksanakan KKN di Negeri Waraka, Kecamatan Teluk Elpaputih, Kabupaten Maluku Tengah selama satu bulan.
Dikri mengungkapkan bahwa toleransi yang kuat di antara masyarakat Waraka yang terdiri dari berbagai agama seperti Islam, Kristen, dan Katolik, menjadi pelajaran utama bagi dirinya dan rekan-rekannya. “Toleransi yang kuat antar umat beragama di sana sangatlah harus dijadikan pelajaran inti, selain itu sikap peduli dengan lingkungan sebagai sumber kehidupan sangatlah penting untuk kita aplikasikan,” ujar Dikri kepada detikJabar.
Ia menambahkan bahwa pengalaman langsung di Maluku menunjukkan masyarakat yang sangat bersahabat dan jauh dari bayangan negatif yang mungkin masih terkait dengan konflik masa lalu, seperti tragedi Ambon 1999. “Masyarakat di sana sangat bersahabat dan bermartabat,” tambahnya.
Dikri juga menceritakan suasana nyaman yang ia rasakan di Waraka, yang masih memiliki banyak wilayah perkebunan dan tidak padat penduduk, sehingga memberikan kesan tenang dan asri, jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. “Suara angin dan suara ombak sangatlah menyenangkan untuk didengarkan saat tinggal di sana,” ujarnya.
Selain keramahan warga, Dikri juga terkesan dengan bagaimana mereka menyambut dan berpartisipasi dalam kegiatan KKN. “Dari awal sampai akhir kegiatan KKN, masyarakat di sana menyambut dan mengikutinya dengan luar biasa, bahkan kolaborasi pemuda dengan kami sangatlah berharga,” ungkapnya. Dukungan dari pemimpin adat setempat, yang disebut “bapa raja,” juga menambah kenyamanan mereka dalam menjalankan program KKN.
Mengenai pengalaman yang tidak terlupakan selama di Maluku, Dikri menyebut bahwa musik dan dansa menjadi hal yang ia rindukan, selain suasana hangat dan indah Pantai Waraka pada sore hari yang membawa kebahagiaan.
Beragam kegiatan positif dilakukan Dikri dan teman-temannya selama di Maluku, mulai dari program “Sentuhan Merah Putih,” perlombaan semarak Agustus, pembuatan demplot tanaman cengkeh, hingga pelatihan jurnalistik melalui “Waraka Jurnalism” sebagai wadah promosi lokal. Mereka juga terlibat dalam kegiatan kesehatan gratis door-to-door bersama puskesmas, serta bimbingan belajar untuk olimpiade matematika yang dilanjutkan secara online.
“Kami berharap program-program kami dapat dilanjutkan oleh para pemuda di sana untuk memberikan perubahan nyata bagi masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan dan promosi wisata,” harapnya.
Dikri juga melihat banyak potensi kuliner dan wisata yang dapat dikembangkan di Maluku, seperti produk turunan dari sagu Waraka, pengelolaan ikan laut, serta perkebunan yang harus terus diberdayakan. Namun, ia menyoroti bahwa pariwisata lokal perlu lebih terorganisir dan diperbaiki, terutama terkait dengan infrastruktur jalan yang masih banyak mengalami hambatan.
Selain Dikri, lima mahasiswa lainnya yang turut dalam KKN Kebangsaan ini adalah Halimah dan Rohmat dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Ari dari Teknologi Logistik, serta Cici dan Tiara dari Pendidikan Sosiologi. Pengalaman mereka di Pulau Seram menjadi pelajaran berharga tentang kehidupan harmonis dalam keberagaman yang mereka bawa pulang ke kampus.(Dtk/Fj)