BANDUNG | bandungraya.co
Kota Bandung mengalami kesulitan dalam pengelolaan sampah setelah kebakaran besar yang melanda Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti pada pertengahan September 2023. Kebakaran tersebut menyebabkan penumpukan sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan di sepanjang sisi jalan.
TPA Sarimukti adalah lokasi akhir bagi sampah dari Bandung Raya, termasuk Kota Bandung. Dalam sehari, Kota Bandung mengirimkan sekitar 1.000 ton sampah ke TPA yang terletak di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Selama tahun 2024, Kota Bandung telah mengirimkan total 183.854,05 ton sampah ke TPA Sarimukti dari Januari hingga Juni. Rinciannya adalah sebagai berikut: Januari 29.105,02 ton, Februari 30.086,06 ton, Maret 33.486,6 ton, April 31.576,41 ton, Mei 31.160,86 ton, dan Juni 28.439,1 ton. Dengan rata-rata harian sekitar 1.000 ton, pengiriman sampah ke TPA Sarimukti tetap tinggi.
Kepala Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup B3, Salman Faruq, menjelaskan bahwa meskipun pengiriman sampah ke TPA Sarimukti cukup signifikan, Pemkot Bandung terus berupaya mengurangi jumlah sampah yang dikirim. “Itu data penanganan sampah jumlah volume sampah yang diangkut ke TPA Sarimukti. Kalau itu selama 6 bulan, sehari itu kita memang kurang lebih hampir 1.000-1.100 ton per hari kita kirim ke TPA Sarimukti,” ucap Salman.
Di sisi lain, produksi sampah di Kota Bandung mencapai 1.500-1.600 ton per hari. Salman menyebutkan bahwa Pemkot Bandung telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti, termasuk pembatasan jumlah ritase dan penerapan program-program seperti bank sampah dan kawasan bebas sampah.
“Kalau rata-rata (produksi) 1.500-1.600 ton per hari, jadi kita kirim ke Sarimukti hanya 1.100 ton, jadi sudah ada pengurangan 400 ton per hari. Jadi upaya pengurangan ini dari berbagai sektor,” jelasnya.
Salman juga menambahkan bahwa pengurangan ritase dari 240 ritase menjadi 180 ritase per hari telah membantu menjaga kondisi TPS di Kota Bandung. “Ini merupakan dampak ritase pengurangan, sebelum kedaruratan kita bisa di 240 ritase bisa 1.300 ton dan sekarang sudah semakin berkurang, sekarang di 180 ritase per hari sehingga kita menjaga terus TPS yang ada di Kota Bandung,” tutup Salman. (il/BDR)
Penulis : il