Kontroversi ‘Berburu Koin’ dan Komitmen Perubahan Format Permainan oleh Aplikasi Jagat

- Penulis

Jumat, 17 Januari 2025 - 08:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANDUNG HARI INI | BANDUNG

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Republik Indonesia memanggil petinggi aplikasi Jagat pada Rabu (15/1/2025). Tindakan ini merupakan respons atas aduan masyarakat terkait aktivitas ‘Berburu Koin’, fitur dalam aplikasi yang menuai kritik karena dianggap mengganggu ketertiban umum.

Aktivitas ‘Berburu Koin’

Dalam fitur tersebut, pengguna aplikasi diinstruksikan untuk berburu koin digital di lokasi tertentu yang ditentukan oleh aplikasi. Aktivitas ini memicu kerumunan besar di beberapa tempat, menimbulkan kekacauan, dan menghambat aktivitas masyarakat sekitar.

Beberapa insiden dilaporkan, seperti pelanggaran lalu lintas, perkelahian akibat berebut koin, hingga kerusakan fasilitas umum. Hal ini membuat banyak pihak meminta pemerintah untuk segera turun tangan.

Pemanggilan oleh Komdigi

Komdigi menilai fitur ini tidak sesuai dengan prinsip tata kelola digital yang bertanggung jawab. Dalam pertemuan dengan petinggi aplikasi Jagat, kementerian meminta penjelasan serta menuntut perbaikan signifikan.

“Kami meminta aplikasi Jagat untuk meninjau ulang dan mengubah format permainan ini agar tidak mengganggu ketertiban umum,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Komdigi.

Komitmen Aplikasi Jagat

Dalam pertemuan tersebut, perwakilan dari aplikasi Jagat menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas dampak negatif yang ditimbulkan. Mereka berjanji akan segera mengubah mekanisme permainan ‘Berburu Koin’ menjadi lebih aman dan tidak menimbulkan kerumunan.

“Kami berkomitmen untuk mendesain ulang fitur ini dengan mempertimbangkan masukan dari masyarakat dan Komdigi,” ujar salah satu petinggi aplikasi tersebut.

Langkah Selanjutnya

Komdigi menegaskan bahwa mereka akan terus memantau perbaikan yang dilakukan aplikasi Jagat. Jika fitur yang diperbarui masih menimbulkan masalah, tidak menutup kemungkinan akan dilakukan pembatasan hingga penghentian sementara aplikasi tersebut.

Kontroversi ini menjadi pengingat akan pentingnya tanggung jawab sosial bagi platform digital dalam mendesain fitur yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat luas.(Ibk/Fj)

Berita Terkait

Sinergi Semua Pihak Diperlukan untuk Penataan Ruang Hijau Kota Bandung
Warga Bandung Kesulitan Mendapatkan LPG 3 Kg, Pemkot Bandung: Terjadi di Seluruh Indonesia
Pemprov Jabar Cari Solusi Polemik Penahanan Ijazah oleh Sekolah Swasta
Kebakaran Hanguskan 8 Rumah di Dago Pojok, 1 Korban Luka Bakar
Bandung: Kota Seribu Bintang, Simbol Kekuatan dan Kepemimpinan Militer Indonesia
Komunitas MiLamPah: Buktikan Sampah Bisa Jadi Berkah
BPBD Kabupaten Bandung: Risiko Longsor Tinggi di Musim Hujan
Kota Bandung Mantapkan Langkah Menuju Smart City Terintegrasi dan Inklusif
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 13 Februari 2025 - 12:25 WIB

Sinergi Semua Pihak Diperlukan untuk Penataan Ruang Hijau Kota Bandung

Selasa, 4 Februari 2025 - 09:53 WIB

Warga Bandung Kesulitan Mendapatkan LPG 3 Kg, Pemkot Bandung: Terjadi di Seluruh Indonesia

Kamis, 30 Januari 2025 - 16:35 WIB

Pemprov Jabar Cari Solusi Polemik Penahanan Ijazah oleh Sekolah Swasta

Senin, 20 Januari 2025 - 08:07 WIB

Kebakaran Hanguskan 8 Rumah di Dago Pojok, 1 Korban Luka Bakar

Senin, 20 Januari 2025 - 08:02 WIB

Bandung: Kota Seribu Bintang, Simbol Kekuatan dan Kepemimpinan Militer Indonesia

Berita Terbaru

BANDUNG RAYA

Hujan Lebat dan Angin Kencang Ancam Sejumlah Wilayah Jawa Barat

Senin, 10 Feb 2025 - 10:33 WIB