BANDUNG RAYA | BANDUNG
Kinerja sektor jasa keuangan di Provinsi Jawa Barat (Jabar) hingga 31 Oktober 2024 tetap stabil dan resilient, yang tercermin dari peningkatan komponen keuangan utama serta indikator prudensial, mendukung pertumbuhan ekonomi nasional meski terdapat tantangan geopolitik global. Menurut Kepala OJK Jabar, Imansyah, laju ekonomi Jabar pada triwulan III-2024 tumbuh 4,91 persen (yoy), sedikit di bawah angka nasional yang mencapai 4,95 persen (yoy).
Dalam analisis PDRB, sektor Industri Pengolahan mendominasi dengan pertumbuhan 5,12 persen (yoy), diikuti oleh sektor Transportasi dan Pergudangan dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 11,87 persen (yoy). Dari sisi pengeluaran, Konsumsi Rumah Tangga mengalami pertumbuhan 4,98 persen (yoy), sementara Pembentukan Modal Tetap Bruto tumbuh 6,83 persen (yoy).
OJK Jabar, bersama kantor-kantor OJK di Cirebon dan Tasikmalaya, berkomitmen untuk memperkuat pengawasan terhadap Lembaga Jasa Keuangan (LJK) di 17 Kabupaten dan 5 Kota di Jabar. OJK Jabar mengawasi 2 Bank Umum, 136 BPR, 4 dana pensiun, dan berbagai lembaga keuangan lainnya, memastikan stabilitas sektor keuangan.
Perkembangan Sektor Perbankan
Sejalan dengan pertumbuhan kredit perbankan nasional yang mencapai 10,92 persen (yoy), penyaluran kredit di Jabar juga menunjukkan kinerja positif, tumbuh 4,60 persen (yoy) menjadi Rp153,68 triliun. Rasio NPL gross perbankan tetap rendah, berada di 3,41 persen. Total aset perbankan di Jabar mencapai Rp230,43 triliun, tumbuh 9,07 persen (yoy).
Bank BJB dan Bank BJB Syariah menunjukkan pertumbuhan baik, dengan total aset mencapai Rp198 triliun, dan penyaluran kredit sebesar Rp130 triliun. BPR dan BPRS di Jabar juga menunjukkan tren positif, dengan total aset mencapai Rp32,43 triliun dan penyaluran kredit sebesar Rp23,68 triliun.
Kinerja Sektor Pasar Modal
Hingga 30 September 2024, Jabar tercatat memiliki 2.862.724 Single Investor Identification (SID), tumbuh 9,40 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jabar merupakan provinsi dengan jumlah SID terbanyak, mencerminkan antusiasme masyarakat dalam mengakses produk pasar modal. Nilai total transaksi saham mencapai Rp24,86 triliun.
Kinerja Sektor Industri Keuangan Non-Bank
Pada akhir September 2024, nilai aset Dana Pensiun di Jabar mencapai Rp26,07 triliun, mengalami penurunan. Namun, nilai pinjaman yang disalurkan oleh perusahaan pergadaian meningkat sebesar 24,67 persen (yoy), mencapai Rp11,42 triliun. Di sektor pembiayaan, piutang pembiayaan tumbuh 9,57 persen (yoy) menjadi Rp79,79 triliun.
Secara keseluruhan, kinerja sektor jasa keuangan di Jabar menunjukkan ketahanan dan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, dengan fokus pada pengawasan dan peningkatan kualitas layanan keuangan.(Rb/Fj)