BANDUNG | bandungraya.co
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat (Jabar) mencatat terdapat 11 kasus monkeypox sepanjang tahun 2023, dan dua kasus tambahan yang dilaporkan pada tahun 2024. Meski angka kasus monkeypox di wilayah ini cenderung landai, Kepala Dinas Kesehatan Jabar, Vini Adiani Dewi, menegaskan bahwa pengawasan terhadap penyakit ini tetap diperketat.
“Pada tahun 2023, ada 11 kasus terkonfirmasi positif. Sementara pada tahun 2024, hingga bulan Mei, ada dua kasus yang tercatat. Kedua pasien sudah dinyatakan sembuh, dan beberapa suspect yang sempat diperiksa di RSUD Bogor dipastikan negatif,” ujar Vini pada Selasa (3/9/2024).
Dinkes Jabar terus melakukan surveillance atau pemantauan di lapangan untuk mendeteksi adanya dugaan kasus baru. Meskipun angka kasus tidak meningkat signifikan, Vini menegaskan pentingnya kewaspadaan, terutama mengingat bahwa risiko penularan monkeypox masih ada.
Monkeypox, atau cacar monyet, merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox dan dapat menular dari hewan ke manusia atau antar manusia. Penularan antar manusia umumnya terjadi melalui kontak erat, termasuk kontak seksual, serta melalui cairan tubuh seperti air liur atau luka terbuka.
Vini menjelaskan bahwa mayoritas kasus monkeypox di Jabar disebabkan oleh aktivitas seksual yang tidak aman. “Dari 13 kasus yang kami tangani, hampir 12 di antaranya disebabkan oleh penyimpangan dalam hubungan seksual. Oleh karena itu, masyarakat perlu waspada dan menjaga keamanan dalam aktivitas seksual mereka,” ungkap Vini.
Penularan monkeypox juga bisa terjadi melalui percikan air liur saat berbicara atau batuk, serta kontak langsung dengan luka penderita. Untuk itu, pasien yang terinfeksi monkeypox harus diisolasi hingga luka mereka benar-benar sembuh.
Vini juga menyinggung ketersediaan vaksin monkeypox yang saat ini masih terbatas. Beberapa negara merekomendasikan vaksinasi untuk kelompok berisiko tinggi, namun karena kasus di Jabar masih terkendali, daerah ini belum mendapatkan alokasi vaksin.
“Pemantauan tetap kami lakukan secara berkesinambungan. Vaksinasi biasanya diberikan untuk daerah yang melaporkan banyak kasus terkonfirmasi, sementara di Jabar, kami masih dalam tahap pemantauan intensif,” kata Vini.
Di Jakarta, Dinkes juga melaporkan adanya kasus suspect yang hasilnya negatif. Dinkes Jabar terus bekerja sama dengan kota dan kabupaten untuk memastikan bahwa setiap dugaan kasus monkeypox segera diperiksa dan diisolasi bila diperlukan.
“Alhamdulillah, hingga saat ini tidak ada lagi kasus baru yang dilaporkan di Jabar. Kami tetap siaga dan terus mengingatkan masyarakat untuk melakukan pencegahan dan menjaga kebersihan lingkungan,” pungkasnya.
Penulis : il