BANDUNG RAYA | BANDUNG
Debat perdana Pemilihan Gubernur Jawa Barat yang diselenggarakan di Graha Sanusi, Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, berlangsung cukup kondusif dengan fokus utama pada penyampaian visi dan gagasan. Empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur hadir dalam acara yang bertemakan “Membangun Jawa Barat Menuju Masyarakat Digital yang Sejahtera dan Berdaya Saing Global.”
Keempat pasangan calon, yaitu Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina (paslon nomor urut 1), Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja (paslon nomor urut 2), Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie (paslon nomor urut 3), dan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan (paslon nomor urut 4), mengawali debat dengan menyampaikan visi dan misi mereka untuk Jawa Barat. Tema yang diusung dalam debat mencakup berbagai isu strategis, seperti penurunan stunting, kesehatan masyarakat, pemberantasan narkoba, pengembangan talenta digital, serta isu perempuan dan pendidikan inklusif.
Dalam segmen pertama, para calon gubernur memaparkan rencana mereka untuk pengentasan penyakit TBC. Acep Adang mengusulkan klinik kesehatan terpadu di seluruh kecamatan dan sistem pemeriksaan digital yang menyeluruh. Menyikapi hal tersebut, Jeje Wiradinata menegaskan pentingnya peran pemerintah daerah dalam menangani kasus TBC yang menurutnya masih tinggi. Sementara itu, Ahmad Syaikhu menyoroti pentingnya revitalisasi posyandu dan peningkatan insentif bagi kader kesehatan, sedangkan Dedi Mulyadi menambahkan bahwa solusi jangka pendek perlu diimbangi dengan strategi jangka panjang melalui pemberdayaan ekonomi dan perbaikan lingkungan.
Debat kemudian berlanjut ke topik pengendalian narkoba. Jeje mengemukakan bahwa harmoni keluarga dan pendidikan karakter adalah kunci dalam menekan penyalahgunaan narkoba. Ahmad Syaikhu menguatkan pandangan ini dengan menekankan perlunya visi bersama dalam pemberantasan narkoba, termasuk pendampingan bagi generasi muda. Acep menawarkan pendampingan dan konseling gratis bagi pecandu, sedangkan Dedi mengusulkan pemeriksaan narkoba rutin bagi elemen masyarakat, termasuk aparat, demi penegakan hukum yang tegas.
Pada isu pengembangan talenta digital, para calon sepakat bahwa keterampilan teknologi digital perlu terus didorong di masyarakat. Dedi Mulyadi memaparkan rencananya memasukkan kurikulum digital di sekolah-sekolah dan mengintegrasikannya dengan sektor-sektor industri. Acep menawarkan pendampingan bisnis dan ekosistem digital di perguruan tinggi, sementara Jeje mengusulkan program beasiswa senilai Rp10 juta untuk 100 ribu orang yang ingin mendalami teknologi digital. Ahmad Syaikhu menyoroti pentingnya infrastruktur digital, seperti internet gratis di tempat ibadah, untuk mendukung peningkatan talenta digital.
Debat ini berlangsung lancar, dengan fokus para kandidat lebih pada penyampaian program dan solusi tanpa banyak perdebatan sengit. Sebagai ajang awal, debat ini diharapkan menjadi landasan bagi para calon dalam menggali lebih dalam isu-isu yang dibutuhkan masyarakat Jawa Barat menjelang pemilihan gubernur mendatang.(Rb/Fj)